GledekNews-Lobar. Puluhan pemuda dan mahasiswa Nusa Tenggara Barat (JAPMA-NTB) melakukan aksi penolakan keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di NTB. Apalagi akan melakukan deklarasi dalam waktu dekat ini.
Aksi penolakan tersebut dilakukan di Bundaran GMS Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat dengan membentangkan spanduk ratusan meter yang bertuliskan,” Menolak Keberadaan KAMI di NTB dan Menolak Deklarasi KAMI di NTB,”.
Aksi yang dilakukan massa aksi mendapatkan pengawalan dari aparat kepolisian, sedangkan aksi yang dilakukan massa JAPMA-NTB mendapatkan perhatian dari para pengguna jalan yang melewati tempat tersebut.
Sementara sebelumnya dari Koalisi Pemuda dan Mahasiswa Nusa Tenggara Barat (KOMPAS-NTB) dan Pemuda dan Mahasiswa NTB Bersatu (PM NTB) melakukan aksi di simpang empat Bank Indonesia Mataram, Kamis (17|9) melakukan aksi yang sama. Dengan menolak rencana Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di NTB.
“Kami melakukan aksi membentangkan spanduk penolakan keberadaan dan rencana deklarasi KAMI di NTB ini,” teriak orator aksi, Hattami dalam orasinya.
Para massa aksi juga mengingatkan kepada seluruh warga masyarakat di NTB tujuan menggelar aksi Damai demi keutuhan NKRI serta menolak dengan tegas keberadaan KAMI.
Begitu juga kepada pihak kepolisian untuk tidak memberikan ijin dan tetap menolak keberadaan KAMI. Karena kalau tetap tentunya kami akan terus bergerak untuk melakukan penolakan demi menjaga keutuhan negara NKRI.
“Tidak ada yang perlu diselamatkan oleh KAMI karena sudah ada aparatur negara TNI dan Polri yang menjaga NKRI,” tegas orator aksi,Hattami maupun Saddam secara bergantian dengan semangat berapi-api.
Kemudian massa aksi membacakan tuntutan aksi yang terdiri dari tiga point diantaranya menolak terbentuknya Kelompok-kelompok yang dapat Memecah Belah Bangsa, lalu point kedua menolak deklarasi Aksi Penyelamat Indonesia di NTB dan ketiga mengajak masyarakat untuk mendukung serta mengawal pemerintah palam penanganan penyebaran COVID-19 khususnya di NTB.
Setelah puas menyampaikan aspirasi dan tuntutannya massa kemudian membubarkan diri dengan tertib.(Red).