GledekNews-Mataram. Dalam rangka memperingati 92 tahun sumpah pemuda dari Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Mahasiswa NTB menggelar kegiatan shilaturahmi yang bertemakan pemuda bangkit, pemuda bersatu.
Kegiatan tersebut bertempat di Waroeng D’Datu Caffe Mataram, Selasa malam (27|10). dengan diselenggarakan PERISAI (Pertahanan Ideologi Syari’at Islam) NTB dan jumlah peserta puluhan orang.
Hadir dalam kegiatan itu, Ketua Perisai NTB, Parwadi, Ketua GMNI Kota Mataram, Al Mukmin, Sekretaris PW PGK NTB, Saidin, Sekretaris PMII Kota Mataram, Sadam Husen, Ketua PW GPII NTB, Zaki dan Ketua PGK Kota Mataram, Arifuddin.
Sambutan Ketua Perisai NTB, Parwadi dalam kegiatan tersebut mengatakan pemuda harus menjadi pemersatu bangsa, bukan justru sebaliknya dan harus melihat sejarah, pemuda sebagai pejuang Kemerdekan di Indonesia.
Begitu juga pemuda jangan menjadi pemecah belah dalam agama, suku dan lainnya. “Moment hari Sumpah Pemuda tahun ini lebih bermakna dan keberadaan pemuda bisa dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.
Sementara Ketua GMNI Kota Mataram, Al Mukmin mengatakan kegiatan sumpah pemuda hari ini kadang tidak memiliki kekuatan, hal ini karena tidak merawat nalar kritis pemuda yang cenderung tidak terarah.
“Tugas pemuda hanya satu, menyatukan ide-ide besar untuk mempersatukan Indonesia dalam bingkai Pancasila,” pintanya.
Hal yang sama dikatakan Sekretaris PW PGK NTB, Saidin menambahkan Nilai kritis pemuda tidak boleh terkikis, apapun persoalan di NTB Pemuda harus hadir memberikan masukan.
“Kedepannya keberadaan PGK di NTB sebagai pemersatu Pemuda dalam menyikapi berbagai persoalan dan dinamika di NTB,” pungkasnya.
Kemudian Sekretaris PMII Kota Mataram, Sadam Husen mengatakan Kondisi saat ini yang menonjol adalah maraknya isu dan informasi bahwa masyarakat dipermainkan oleh pemerintah.
Maka keberadaan pemuda harus menjadi garda terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat dan menetralisir isu dan informasi yang beredar.
Dengan membahas isu KEK Mandalika, karena menarik untuk kita bahas, begitu juga jangan bicarakan Negara, jika permasalahan di NTB saja belum tuntas.
Pemateri dari Ketua GPII Kota Mataram, Zaki mengatakan Pemuda dikatakan ujung tombak, apabila selaras dengan tindakan yang positif tapo jika pemuda tumpul dan terpecah, maka bangsa ini akan hancur.
“Kami lebih memilih untuk melakukan diskusi diskusi akademis dalam menyikapi dinamika yang berkembang,” tukasnya.
Kegiatan shilaturrahmi itu juga dirangkaikan dengan deklarasi cinta damai yang diikuti semua peserta shilaturahmi.(Red).