Gledeknews, Lombok Timur – Massa pro dan kontra terhadap kesenian kecimol di wilayah Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur,Kabupaten Lombok Timur berkelahi saling pukul dan tendang di kantor Desa, Rabu (29|5).
Dalam bentrok tersebut tidak saja massa laki-laki yang berkelahi dan saling pukul, akan tapi massa perempuan juga melakukan hal yang sama. Sehingga menjadi tontonan menarik dari warga yang melihat aksi bentrok di kantor desa.
Selain itu sejumlah inventaris desa juga tidak luput dari pengrusakan seperti kursi maupun lainnya. Sedangkan aksi yang dilakukan massa aksi yang menuntut salah satu Kepala Wilayah (Kawil) di Desa Gereneng dicopot dari jabatannya, karena telah menggagalkan adanya kegiatan kecimol dalam kegiatan pestanya,sehingga mengalami kerugian mencapai belasan juta.
Sementara aparat kepolisian dari Sektor Sakra Timur bersama dengan petugas Pol PP saat terjadinya bentrok antara massa pendukung Kawil dengan massa menuntut Kawil dicopot sempat kewalahan. Akan tapi untung datang bantuan dari anggota Dalman Polres Lotim untuk mengamankan jalannya aksi demo tersebut agar tidak terjadi bentrok.
“Pokoknya kami minta Kawil Jeriang dipecat karena sudah membuat kami rugi, dengan tidak mengizinkan kecimol pestas di acara kami. Padahal kami sudah membayarnya,” teriak massa aksi di kantor desa Gereneng.
Massa perempuan terlihat berjoget ale-ale sambil melantunkan lagu sasak di depan petugas sambil menyampaikan aspirasinya sampai apa yang menjadi tuntutannya direspon pemerintah desa.
Sementara aksi yang dilakukannya ini merupakan kali kedua, karena aksi yang pertama dilakukan belum membuahkan hasil sehingga kembali melakukan aksi,namun tetap belum direspon pemerintah desa setempat.
“Pokoknya kami akan tetap melakukan aksi sampai apa yang menjadi tuntutan kami diterima,”teriak Muhdar dalam orasinya.
Kapolsek Sakti, Ipda Syamsuri meminta kepada massa aksi untuk menyampaikan aspirasinya dengan baik dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang anarkis.
Kemudian setelah menyampaikan aspirasi dan tuntutannya massa aksi membubarkan diri dengan tetap akan kembali melakukan aksi dengan massa yang lebih besar lagi sampai apa yang menjadi tuntutan direspon pemerintah desa.
Sementara Camat Sakti, Muksin dan Kades Gereneng, Budi Harlin saat dikonfirmasi sampai berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan terhadap apa yang menjadi tuntutan massa aksi.(GL)