Gledeknews, Lombok Timur – Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur (Lotim), Ahmad Roji menyoroti kegiatan event rinjani 100 dinilai menyusahkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lotim.
Bahkan dampaknya hanya kepada pihak penyelenggara saja,karena event rinjani itu dijadikan sebagai jualan.
” Event rinjani 100 dinilai menyusahkan pemerintah daerah dan dijadikan sebagai jualan,” tegas Ahmad Roji, Senin (27|5).
Ia juga melihat EO berasal dari luar Lotim, sedangkan yang berasal dari Lotim presentasinya keterlibatannya sangat kecil sekai.
Karena seharusnya pihak penyelenggara itu membayar royalti kepada pemerintah daerah. Tapi ini kebalik justru pemerintah daerah yang dimintakan kontribusi.
Maka tidak salah kalau kita dijadikan obyek, tapi harusnya dijadikan subyek juga,dengan tujuan agar kegiatan menjadi membuming. Seperti contoh kegiatan MotoGP sejak awal mulai promosi dimana-mana, kegiatannya sudah tahu dan begitu juga tiketnya.
“Lucu kan sudah dibantu sama pemerintah daerah tapi royalti ke daerah tidak ada,” ujarnya.
Ahmad Roji juga menambahkan yang menjadi pertanyaan kita juga warga Sembalun yang menjadi ketempatan lokasi kegiatan event Rinjani 100 tersebut saat ditanya tidak tahu menahu kan ini lucu namanya.
Kemudian tiba-tiba ada pemasangan spanduk maupun baliho,karena seharusnya masyarakat lokal dilibatkan.Sedangkan pada sisi lain kita harus realistis harus hitung berapa yang masuk ke daerah,TNGR maupun dampak ekonomi kepada masyarakat.
Sementara Sembalun memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun lokal,maka ada ataupun tidak adanya event Sembalun tetap ramai dikunjungi,tamu weekend melimpah.
” Kita tetap berterima kasih kepada pihak penyelenggara event telah sukses menyelenggarakan,tapi tentu harus diingat jangan lupa kontribusi untuk daerah juga,” tandasnya.(GL)