GledekNews-Lotim. Terkait dengan adanya pro dan kontra atas pernyataan Kadispar Lotim yang diberitakan oleh media ini tertanggal 28/06/2020 dengan judul “Kadispar Lotim, Masyarakat Miskin Jangan Berwisata” ditanggapi oleh Kadis Pariwisata Lotim, Dr. Mugni.
Atas pernyataan Kadispar Lotim tersebut menimbulkan pro dan kontra serta tidak sedikit dari anggoata whatsapp group Lombok Discussion Club (LDC) sangat menyayangkan pernyataan Kadispar Lotim tersebut.
Karena banyaknya anggota group LDC yang memojokkan Kadispar Lotim atas pernyataannya tersebut, kemudian membuat Kadispar Lotim angkat bicara dan sekaligus menyampaikan klarifikasi atas pernyataan tersebut yang dinilai kurang tepat
“Sebelumnya saya minta ma’af dan tidak ada maksud untuk membela diri tapi saya ingin meluruskan supaya lebih jelas dan tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan”. Ungkap Dr. Mugni.
Dr. Mugni menyatakan, dengan ini saya sampaikan dan tegaskan, bahwa saya tidak pernah menyampaikan pernyataan yang menyatakan “orang miskin tidak boleh berwisata”, tapi yang saya sampaikan, bahwa destinasi wisata di Sembalun dan ditempat-tempat lainnya harus kita kelola secara profesional supaya ada manfaatnya untuk daerah dan masyarakat setempat, dan setiap orang tidak ada larangan untuk beriwisata, baik orang miskin maupun orang kaya, karena hal itu hak dasar dan hak asasi dari setiap orang.
Lebih lanjut Dr. Mugni menyampaikan “selama ini di Lotim banyak tempat-tempat wisata yang tidak bisa menghasilkan PAD dan tidak begitu besar manfaatnya untuk masyarakat setempat, oleh karena itu kedepannya, semua destinasi wisata harus mampu menghasilkan PAD dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat yang harus kita rumuskan dalam sebuah kebijakan, baik dalam bentuk Perda dan Peraturan Bupati”
Yang namanya berwisata itu tidak ada yang gartis, karena kalau semua gratis, maka fasilitas dan kebersihan yang ada di area destinasi tersebut akan tidak terawat dan pasti akan keliatan kumuh, sehingga wajar kalau kemudian kita harus pungut dalam bentuk retribusi yang akan dipergunakan untuk merawat fasilitas yang ada dan menjaga kebersihan, supaya sampah-sampah tidak berserakan disepanjang jalan sebagaimana kejadian yang kita alami di Sembalum. Ungkap Dr. Mugni. (WG-01).