Gledeknews Lotim, Peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April sudah berlalu ditengah hiruk pikuk penyebaran Virus Corona sehingga hampir diberbagai daerah dan pelosok sepertinya kurang bergema adanya perayaan Hari Kartini pada tahun 2020 ini.
Namun walau peringatan Hari Kartini pada tahun 2020 ini tidak dirayakan sebagaimana mestinya pada tahun-tahun sebelumnya, karena terhalang dengan maklumat, saran dan himbauan Pemerintah untuk menerapkan physical distancing demi memutus mata rantai penularan Virus Corona yang pada saat ini sangat meresahkan masyarakat, namun jiwa dan pikiran R.A. Krtini sepertinya sudah terpatri lama pada diri perempuan cantik yang bernama IDA KUSMAYA yang dilahirkan di Desa Gelora Kecamatan Sikur Lombok Timur.
Selama ini, nama Raden Ajeng Kartini lekat dengan sosoknya yang tidak kenal lelah berjuang memajukan kesejahteraan kaum perempuan pribumi, berjuang bagaimana perempuan tidak di anggap hanya sebagai perempuan dalam adat dan paham lama tetapi di pandang sebagai manusia seutuhnya.
Sepirit perjuangan RA.KARTINI ini terus berlipat ganda dan sepirit ini lahir kembali dari angkatan ke angkatan muda berikutnya sebagaimana kita bisa lihat dan saksikan betapa nilai-nilai dan spirit perjuangan R.A. Kartini banyak digelorakan dan direplikasikan oleh kaum perempuan Lombok Timur, namun tidak terespos ke publik sebagaimana kiprah yang dilakukan oleh Kartini Lombok Timur yang bernama IDA KUSMAYA
Sebut saja perempuan yang layak kita sematkan sebagai Kartini Lotim masa kini, ia bernama IDA KUSMAYA, perempuan yang lahir di Rungkang, Desa Gelora, Kec. Sikur ini memasuki usianya yang berkepala empat tidak banyak yang mengetahui kisah perjuangannya sebagai kader penanganan Turberkulusis (TBC) untuk nasional.
IDA Sapaan istri dari KAHARUDIN dan ibu dari SEPTIN ANGGUN TARITA dan MARWAH AGUSTIN ini ketika di tanya media ini tentang suka duka menjadi kader posyandu dan kader penangan TBC menututurkan banyak kisah suka dan dukanya yang ia anggap sebagai tantangan, mulai dari pasien yang gak mau di periksa (di ambil dahaknya untuk di bawa ke laboratorium) dan saat seperti itu di butuhkan kejernihan hati untuk terus membujuk dan mengajak yang mempunyai gejala TB untuk diskusi dengan sentuhan hati, sehingga mau di ambil sempel dahaknya. Atas perjuangannya dalam misi kemanusian mengikuti jejak perjuangan R.A Kartini, maka pada tahun 2019 IDA KUSMAYA menjadi pemenang lomba cerita sukses seputar TBC untuk sekabupaten Lombok Timur.
Tidak tanggung-tanggung kiprah IDA KUSMAYA sebagai Kartini Lombok Timur terus bergelora, bahkan ikut serta sebagai peserta dalam lomba foto penanganan TBC tingkat nasional. Namun di balik beragam kisah bahkan ada yang tidak mengenakkan, ia merasa beruntung karna memiliki suami dan anak anak yang selalu mendukung perjuangannya berperang melawan Turberkulusis (TBC) sehingga semangat dan nyalinya untuk bergerak dalam misi kemanusian mengikuti jejak R.A Kartini tidak akan pernah memudar dan surut karena selalu mendapat dukungan dari suami dan anak-anaknya.
Tidak dipungkiri walau pada dasarnya suami dari IDA KUSMAYA mengetahui bagaimana resiko jika seseorang terpapar virus ini, karena hampir banyak diantara kita yang sudah mengetahui, bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang dan merusak jaringan tubuh manusia.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat ditularkan melalui saluran udara yang membawa dolped. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya. Melihat Resiko bahaya yang begitu besar tidak membuatnya kendor tekatnya untuk terus menjaring dan mendeteksi TB ini sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus ini.
Atas kiprah yang dilakoni oleh IDA KUSMAYA sebagai Kartini Lombok Timur ditanggapi oleh Aktivis Sosial dan Kemanusian ANDRA ASHADI melalui pesan Whatsappnya pada hari Sabtu (25/04/2020) menyatakan “bahwa sosok IDA KUSMAYA adalah seorang perempuan tangguh yang menjadi Kartini Lombok Timur yang pantas dan sangat layak ditiru oleh para kaum perempuan pada generasi terkini dan generasi mendatang.
Lebih lanjut, Andra sampaan akrab ANDRA ASHADI ini menyampaikan kepada wartawan ini, karena semangat dan spirit perjuangan RA. Kartini tidak pernah memudar dan bahkan terus bergelora dalam jiwa dan benak IDA KUSMAYA, sehingga kedepanya di harapkan kepada Pemda Lombok timur memberikan penghargaan ke kader Penanganan TBC dan Kader posyandu, dan memaksa pemerintah desa memperhatikan kesejahtraan para ujung tombak pejuang kesehatan masyrakat ini. Ungkap Andra mengakhiri ucapannya.