GledekNews-Loteng. Pariwisata Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Dengan serapan tenaga kerja yang mencapai Tiga belas jutaan yang berasal dari para pegawai hotel, pengusaha, rumah makan,travel, dan lain-lain. Membuat industri ini menjadi salah satu sumber devisa negara paling besar namun pada saat ini pariwisata merupakan sektor Ekonomi paling terdamfak selama Pandemi Covid-19 ini.
Hal itu itu di sebabkan oleh beberapa faktor seperti, berlakunya PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Sejenisnya yang kemudian membuat para wisatawan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, bahkan sampai pelarangan dan penutupan tempat wisata karena di anggap sebagai pusat penyebaran Covid-19.
Tak terkecuali terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat, yang di kenal sebagai tempat dengan destinasi yang sangat beragam dengan Atraksi yang sangat Indah, Mulai dari Sosial budaya, maupun keindahan alam yang berupa pegunungan, pantai, perbukitan, dan lain-lain terpaksa harus di tutup selama Wabah Covid-19 ini berlangsung.
Para pelaku wisata sudah sangat banyak yang mulai di rumahkan, dan terpaksa beralih profesi sementara atau bahkan hanya diam menunggu wabah Covid-19 ini selesai. Tentu ini harus menjadi perhatian bersama dalam menyelesaikan masalah ini.
Seperti yang di sampaikan oleh Deni Kurnia Alfayet, SH. Ketua Yayasan Kritis Indonesia (YKKI) Kabupaten Lombok Tengah yang juga sebagai penggiat pariwisata menyampaikan kemedia ini, “bahwa perlu adanya peran masyarakat dalam melakukan gotong royong, saling membantu selama Wabah ini berlangsung sehingga aktivitas ekonomi pada bidang pariwisata tidak mati suri seperti saat ini.
Deni menyampaikan, bahwa untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang selama ini mati suri akibat penyebaran wabah Covid-19, maka pemerintah kita harapkan mampu mengeluarkan kebijakan strategis dengan memberikan stimulus atau bantuan kepada para pelaku Wwsata yang pada saat ini sangat membutuhkan.
Kebijakan strategis untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dengan memberikan stimulus tersebut harus segera dilakukan oleh pemerintah, namun sepertinya pemerintah belum mempunyai arah kebijakan untuk itu sampai saat ini, ujar Deni.
Lebih lanjut Deni Kurnia Alfayet menyatakan “kedepan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sampai tingkat paling bawah harus memikirkan skenario yang bisa di gunakan sebagai acuan dalam melawan berbagai kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, terutama dalam sektor industri Pariwisata, karna seperti yang kita ketahui, bahwa beberapa tahun yg akan datang indonesia dan lebih khusus daerah Lombok Tengah akan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan perlombaan Motto GP, sehingga pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus memikirkan dan bersinergi dalam penanggulangan wabah Covid-19, sehingga nantinya pemerintah pusat atau pemerintah daerah mampu meminimalisir segala kemungkinan dan hal yang tidak kita inginkan terhadap pariwisata yg ada di indoneseia dan lebih khususnya pariwisata yang ada di Lombok Tengah”. (Muh. Alamsyah)