GledekNews-Lotim. Ratusan mahasiswa dan pemuda Lombok Timur melakukan aksi ke kantor Bupati Lotim dan DPRD Lotim, Kamis (16|7) untuk menuntut dan menolak penambahan ritel modern di Lotim yang dianggap akan merugikan para pedagang kali lima di wilayah Lotim.
Aksi dari mahasiswa dan pemuda tersebut dengan membawa berbagai spanduk dan famplet dengan berbagai macam tulisan yang tujuannya menolak penambahan ritel modern di Lotim.
Bahkan dalam salah satu tulisan famplet yang dibawa massa aksi bertuliskan,” Bupati PHP,”. Selain itu massa aksi membawa keranda mayat sebagai simbul matinya keadilan dibawah kepemimpinan Bupati Lotim, H.M. Sukiman Azmy.
Sementara aksi mendapatkan pengawalan dan pengamanan dari aparat kepolisian guna mengantisifasi hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Kami datang menyampaikan aspirasi untuk menolak adanya penambahan ijin ritel modern di 30 titik di Lotim,” teriak koordinator aksi, Rohman Rofiki dalam orasinya seraya meminta kepada Bupati Lotim untuk tidak PHP (Pemberian Harapan Palsu) kepada masyarakatnya.
Korlap aksi juga menegaskan kami juga datang menuntut janji Bupati Lotim saat kampanye yang menyatakan akan membatasi jumlah ritel modern di Lotim. Bahkan setelah dilantik juga pernah mengeluarkan pernyataan akan membatasi atau tidak lagi memberikan ijin kepada ritel modern.
Namun dalam kenyataan justru dilanggar oleh Bupati Lotim, sehingga ini tentunya sangat disayangkan sekali terhadap kebijakan tersebut.
“Bupati sudah jelas mengatakan tidak akan memperpanjang dan memberikan ijin lagi kepada ritel modern, tapi justru kenapa diberikan ijin, ini yang menjadi pertanyaan kami, ada apa,” kata Rohman Rofiki.
Hal yang sama dikatakan orator aksi lainnya secara bergantian menyampaikan aspirasinya mengatakan keberadaan ritel modern dilihat tidak bisa bersinergi dan mematikan pedagang kecil. Begitu juga retribusi yang diperoleh tidak sebanding dengan dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat yang menjadi pedagang.
“Kami datang kesini untuk menuntut janji Bupati Lotim yang tidak memberikan ijin ritel modern,” tambah orator lainnya L.Makwil maupun Hendriawati.
Kemudian massa aksi diterima Kepala Dinas Perijinan, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Lotim, Muksin dengan mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Kadis Perijinan menjelaskan bahwa mengenai keberadaan ritel modern diseimbangkan dengan memperhatikan culture yang ada di wilayah Lotim.
Begitu juga kedepannya keberadaan ritel modern akan memiliki lapak dimana masyarakat akan dapat menggunakan lapak itu untuk berjualan.
“Yang jelas investasi yang masuk di Lotim tidak bisa dibendung lagi, termasuk halnya dengan masalah ritel modern tersebut, dengan tetap memperhatikan culture yang ada di Lotim,” tegasnya.
Setelah mendengarkan penjelasan Kepala Dinas Perijinan tersebut, massa kemudian melanjutkan aksinya ke kantor DPRD Lotim, meski penjelasan kurang memuaskan,l alu setelah itu membubarkan diri dengan berjanji akan melakukan aksi lebih besar lagi kalau apa yang menjadi tuntutan tidak direspon Bupati Lotim. (Jal)