GledekNews-Lotim. Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy mengakui berbagai masalah muncul dan menjadi kendala dalam penuntasan Rumah Tahan Gempa (RTG) di Lotim.
Diantaranya berbagai kepentingan ada di situ, berbagai permainan ada di dalamnya, berbagai macam trik dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kepentingan pribadi di dalamnya.
Maka Pemerintah Kabupaten Lombok Timur merombak struktur penanganan demi mencegah berbagai permainan yang dinilai bermunculan sebagai kendala dalam kegiatan tersebut.
Hal tersebut dikatakan Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy didampingi Dandim 1615 Lombok Timur, Letkol. Inf. Agus Prihanto Donny dan Sekretaris Daerah H.M. Juani Taofik dalam arahannya pada Rapat Koordinasi Fasilitator Terpadu Rumah Tahan Gempa (RTG) pada Senin (08/06) di Aula Masjid Kantor Bupati Lombok Timur.
“saya ingin memutus mata rantai permainan tersebut,” tegas Bupati.
Oleh karena itu, lanjut Sukiman, pihaknya akan memutus mata rantai persoalan tersebut, dengan menggunakan struktur baru yang diadopsi dari penanganan Covid-19 di Kabupaten Lombok Timur dengan harapan dapat menjadi jalan keluar.
Susunan baru tersebut akan didominasi TNI, selanjutnya PNS dan fasilitator, sehingga pihaknya menyakini para petugas di lapangan akan menemukan persoalan ketika turun ke lapangan, sementara penyelesaiannya akan dipercahkan bersama tim yang ada.
“Saya ingatkan agar penyelesaiannya sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku, sehingga pada awal Juli mendatang dilakukan evaluasi untuk penanganan lebih lanjut melalui koordinasi dengan pihak provinsi maupun BNPB,” papar Mantan Dandim 1615 Lotim.
Sukiman menambahkan kalau dirinya mempercayai orang-orang yang menangani kegiatan ini memiliki integritas baik, sehingga target yang ditetapkan akan dapat terselesaikan. Ia meminta waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Camat saya minta untuk tetap memantau kegiatan tersebut, kendati berada di luar struktur, sebab merupakan wilayahnya,” tambahnya seraya menandakan kalau RTG yang belum juga rampung menjelang dua tahun penanganannya diupayakan dapat tuntas pada 31 Juli mendatang yang menjadi batas akhir tanggap darurat bencana gempa bumi.
Sementara sesuai laporan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Purnama Hadi mengatakan, hingga saat ini pelaksanaan di beberapa kecamatan secara umum sudah mencapai 100% untuk fisik.
Namun sejumlah administrasi belum diselesaikan. Jumlah kerusakan rumah masyarakat akibat bencana gempa bumi di Kabupaten Lombok Timur sebanyak 27.619, Rumah Rusak Berat berjumlah 10.266 unit, Rumah Rusak Sedang 4.772 unit, dan Rumah Rusak Ringan 12.581 unit. Sementara itu dari jumlah dana Rp. 758,41 M yang diusulkan Pemkab Lotim, Rp. 746,415 M sudah dicairkan dan sisanya sebanayak Rp. 8,915 M belum dicairkan Pemerintah Pusat.
Kemudian Berdasarkan SK Bupati No.188.45/285/ BPBD/ 2020 tertanggal 5 juni 2020, komposisi Tim terpadu ini adalah 16 orang Koordinator Wilayah, 11 orang kesekretariatan, dan petugas di lapangan sebanyak 137 orang, sehingga jumlah keseluruhannya 164 orang yang terbagi dalam 23 tim.(WG-02).