GledekNews-Lombok Timur. Meski sudah memasuki musim kemarau, akan tetapi status Kabupaten Lombok Timur masih siaga darurat kekeringan, belum termasuk tanggap darurat walaupun sudah ada masuk laporan kekeringan yakni Kecamatan Jerowaru.
Hal ini ditegaskan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Iwan Setiawan kepada wartawan di kantor Bupati Lombok Timur, Kamis (7|7).
“Status sekarang masih siaga darurat belum masuk status tanggap darurat kekeringan,” tegasnya.
Ia menjelaskan sampai saat ini juga Pemkab Lombok Timur belum mengeluarkan SK tanggap darurat kekeringan seperti tahun sebelumnnya, sehingga tentunya pihaknya masih menunggu, karena kalau SK tanggap darurat keluar maka bekerja dengan anggaran.
Karena semua armada yang ada nantinya di beberapa OPD yang digunakan untuk mensuplai air bersih akan ditarik untuk kemudian akan diatur pendistribusian air ke wilayah yang mengalami kekeringan dan kekurangan air.
“Laporan yang masuk, kami lakukan asesment dan verifikasi nantinya, sedangkan wilayah lain yang belum melaporkan, agar camatnya segera melapor untuk ditindaklanjuti,” ujarnya seraya menegaskan pihaknya tetap melakukan penyuplaian air bersih ke masyarakat yang mengalami kekeringan
Iwan menambahkan sementara untuk data tahun 2020 lalu, jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan mencapai 15 kecamatan, 98 desa dan 200 jiwa, sedangkan untuk tahun 2021 ini belum diketahui secara persisnya, karena hanya baru satu kecamatan yang melaporkan.
Kemudian kalau mengacu dari WHO, masyarakat pedesaan membutuhkan air baku sebanyak 60 liter perorang perhari, sedangkan masyarakat perkotaan sebanyak 70 liter perorang perhari.
Maka untuk perharinya dibutuhkan perharinya ada sekitar 1,5 juta liter air dibutuhkan. “Untuk anggaran penyuplaian air dibutuhkan minimal sebesar Rp 2 Milyar,” tandasnya. (Jal).