Oleh : AHMAD RIFAI
Hampir Satu pekan Papan pengumuman terpajang di salah Satu SPBU di Lombok NTB. Jika pun ada Solar sudah pasti membuat barisan antrian Kendaraan berbahan bakar Solar.
Tidak hanya sektor transportasi yg terkendala dengan langkanya Solar, sektor Pertanian pun sekarang terancam.
Sekitar 262 Sumur Bor tidak beroperasi maksimal sepanjang Solar langka, artinya ada sekitar 3930 Hektar lahan pertanian, jika Satu Sumur Bor kemampuan mengairi 15 Hektar lahan Pertanian terancam gagal tanam dan gagal panen, di Kecamatan Sambelia (125 Sumur Bor]) dan Pringgebaye (137 Sumur Bor) Kabupaten Lombok Timur NTB. Begitu juga dengan Sektor Kelautan banyak nelayan terancam tidak melaut.
Di Kabupaten Lombok Timur saja ada sekitar 40 Desa Pantai, tergambar penderitaan rakyat di tengah pandemi Covid-19, sudah jatuh tertimpa tangga, itulah rakyat jelata.
Dampak langkanya Solar tidak hanya mengancam sektor tersebut di atas, juga mengancam proses Industri semua tingkatan terancam tidak berproduksi maksimal.
Mai 2019 Pempus lewat Kementrian ESDM menyampaikan pada publik bahwa solar sudah produksi sendiri dan cukup memenuhi kebutuhan nasional
Kiranya Bapak Presiden RI, Gubernur NTB, Bupati Lombok Timur, PT. Pertamina, Polri melakukan langkah antisipasi kelangkaan Solar agar tidak menimbulkan keresahan di Lombok NTB.
Jangka pendek segara melakukan normalisasi pengadaan Solar di setiap SPBU, jangka panjang khusus untuk Petani Sumur Bor khususnya di Kecamatan Sambelia dn Pringgebaye Kabupaten Lombok Timur di buatkan SPBU Mini sebagai realisasi cita cita Pemerintah melakukan pemerataan harga BBM ke kawasan 3T : Tertinggal, Terdepan dan Tertular yang berjumlah 1.582 Kecamatan BPH Migas) yang di kelola Koperasi, BUMD/Desa, organisasi Nelayan, Tani lainnya.
Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi di wilayah NKRI lainnya, Amin.