GledekNews-Lotim. Massa hearing dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Forum Rakyat Bersatu (FRB) Lombok Timur kecewa karena pihak-pihak yang telah disepakati tidak hadir dalam kegiatan hearing.
Bahkan massa hearing meninggalkan lokasi hearing di Kantor Kesbangpoldagri Lombok Timur, Senin (12|4). Meski kegiatan hearing tersebut dibuka dan dipimpin Sekda Lombok Timur,H.M.Juani Taofik.
Aksi walk out massa hearing dilakukan karena Kepala Dinas Perdagangan Lombok Timur dan Kades Menceh tidak hadir, padahal sesuai dengan kesepakatan yang ada pihak-pihak bermasalah harus dihadirkan dan duduk dalam satu meja untuk menyelesaikan masalah.
“Bagaimana masalah bisa selesai yang kami pastikan untuk dihadirkan tidak ada yang hadir seperti Kadis perdagangan dan Kades Menceh dan kami kecewa,” tegas Ketua FRB Lotim, Eko Rahardi dihadapan hearing.
“Ayo rekan-rekan kita keluar dalam ruangan ini, percuma dilanjutkan kalau yang harus dihadirkan tidak datang, kita lebih baik walk Out rekan-rekan dan mohon maaf pak Sekda,” kata Eko sambil mengajak massa hearing keluar.
Menurutnya semua pihak harus dihadirkan seperti Kadis perdagangan Lotim dalam kasus statemen mengenai langkanya LPG disebabkan oleh PMI.
Begitu juga mengenai kasus tambak udang di Sakra Timur dari pimpinan perusahaan tambak udang harus dihadirkan. Termasuk juga Kades Menceh yang diduga telah menerima uang sebesar Rp 50 juta dari perusahaan tambak udang.
Bersama dengan Kades Surabaya, tapi justru yang hadir Kades Surabaya, karena tidak pernah merasa menerima uang, sedangkan Kades Menceh kenapa tidak hadir menjadi pertanyaan.
“Kalau mau masalah ini selesai, maka Kadis Perdagangan dan Kades Menceh harus dihadirkan biar tidak terus menjadi polemik,” tukasnya.
Hal yang sama dikatakan Ketua SBMI Lotim, Usman menegaskan pihaknya sudah menyampaikan somasi kepada Kadis Perdagangan Lotim dan meminta maaf akan tetapi justru dijawab merasa tidak bersalah, sehingga inilah yang membuat kami merasa terusik dengan surat jawaban somasi tersebut.
“Kami sayangkan dalam hearing ini Kadis Perdagangan tidak hadir untuk mengkelirkan permasalahan yang ada,” tandasnya.
Sementara kegiatan hearing dibuka Sekda Lotim dengan harapan agar dua persoalan yang diangkat FRB dan SBMI bisa diselesaikan dengan baik. Dengan mencari solusi atas persoalan tersebut.
Kemudian Sekda Lombok Timur saat ditinggalkan walk out oleh massa hearing meminta untuk mendengarkan terlebih dahulu, dengan menyelesaikan masalah kasus dinas perdagangan dan menunda kasus tambak udang.
“Kami mohon kepada rekan-rekan untuk jangan meninggalkan tempat, karena dari dua masalah yang diangkat yang diselesaikan yakni Masalah Kadis Perdagangan, sedangkan kasus tambak udang kita tunda,” kata Sekda Lotim.
Namun meski demikian massa hearing tetap meninggalkan aula kantor Bakesbangpoldagri Lotim.Tanpa menghiraukan permintaan dari Sekda Lotim.
“Mohon maaf pak Sekda kami terpaksa walk out dari ruangan karena tidak sesuai kesepakatan,”tandas Eko Rahardi. (Jal).