GledekNews-Lotim. Gunung Padang Savana Pepadak Aik Pait Perigi adalah salah satu daerah destinasi wisata alam pengunungan yang ada di Lombok yang diketahui sebagai destinasi wisata yang juga tidak kalah menariknya dengan keindahan panorama Gunung Rinjani yang dikenal sebagai sorganya para pendaki profesional dan amati.
Karena dikenal sebagai destinasi wisata yang sangat menantang dan menggoda karena keindahan panoromanya yang boleh dibilang sangat menajubkan, sehingga membuat para wisatawan untuk mencoba menjajal medan pengunungan yang sangat terjal dan curam tersebut.
Tidak terkecuali para santri dan santriwati dari Pondok Pesantren Din Asyari Desa Perigi Lombok Timur turut ambil bagian untuk menjajal dan menikmati keindahan panorama dari Gunung Padang Savana Pepadak Aik Pait yang terletak di Desa Perigi Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur dalam kegiatan Penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2020 yang langsung dipimpin oleh Al Ustadz Asri Mardianto (Bang Aleks) selaku Pengasuh Pondok Pesantren Din Asyari Desa Perigi Lombok Timur.
Ketertarikan Ponpes Pondok Pesantren Din Asyari untuk mengadakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah MPLS di destinasi wisata alam Bukit Pepadak Aik Pait tersebut, karena diketahui sebagai destinasi wisata yang sangat menjanjikan kehidupan sorga dunia.
Kegiatan pendakian tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 sampai dengan 18 Juli 2020 yang diikuti oleh Para Ustazd dari Ponpes Din Asyari dan para santri selaku pendaki pemula yang dilatih menjadi pendaki profesional dan ditempat itulah para santri melakukan petualangan dengan mendaki serta menaklukkan gunung dengan ketinghian 2680 mdpl ini, tanpa mneggunakan alat bantu selayaknya pendaki profesional, namun tetap dalam pendampingan panitia, senior dan pengelola. Kegiatan tersebut diniatkan sebagai kegiatan Tadabbur Alam, Praktik Langsung dan ujian mereka mnghadapi konfisi fisik dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan pondok nanti berupa sholat disiplin, mental dan menegement organisasi kepemimpinan.
Pendakiannya dilakukan pada tanggal 17 sampai dengan 18 Juli 2020 dengan semangat juang para santri pendaki kita dari berbagai desa, para santri pendaki tersebut diantaranya langsung di pimpin oleh Pak Asri Mardianto atau yang akrab di sebut Bang Aleks selaku pengasuh pondok pesantren, dan beberapa santri yang di tunjuk sebagai panitia yang telah di seleksi dari PMR dan Sangga Kerja Ambalan Pramuka Gugus Depan Ponpes.
Para senior mereka telah menjalani diklat sejak dua minggu yang lalu dengan survey langsung ke lokasi pendakian, sehingga persiapan pun sudah disusun dengan matang mulai dari survey, perizinan, pelatihan fisik sampai penyesuaian iklim setibanya di sana.
Rovit Azhari, Ketua Pelaksana Ekspedisi menjelaskan, bahwa pendakian akan dimulai dari pos satu sampai pos tiga, pendakian tanjakan penyesalan, kedinginan hutan tropis, pohon pinus dan tentunya Padang Savana Pepadak Aik Pait
Perjalanan team mulai menyusuri jalan setapak pada pukul 12.30 tepat, dengan membawa tongkat seadanya untuk menaklukkan gunung dengan ketinggian 2.680 Mdpl tersebut yang dikenal dengan medan yang sangat lengkap dan super melelahkan, melalui hutan, tanjakan tiada datar selama tiga jam di apit oleh lembah kiri kanan dengan kondisi suhu yang sangat dingin
Bahkan karena begitu beratnya medan tanjakan puncak tertinggi yang di lewati para santri pendaki ini menjulukinya sebagai tanjakan penyesalan, karena untuk mereka yang ingin kembali ke lokasi pelepasan sudah tidak mungkin dan untuk melanjutkanpun sampai ke lokasi tenaga sudah sangat terkuras dan butuh melewati tanjakan lain lagi dengan waktu berjam jam lamanya, terlebih jalur ini baru sebulan yang lalu dibuka sehingga sangat butuh kehati hatian.
Pendakian melalui jalur baru yang dibuka tentu sedikit repot, melelahkan dan membingungkan, karena dari medan yang boleh dibilang jauh lebih berat dibanding dengan medan atau jalur pendakian lainnya seperti Savana II Gunung Propok, Gunung Nanggi dan Rinjani yang justru sudah sangat mapan jalur pendakian dan infrastrukturnya. Hal ini diperparah dengan tidak tersedianya jasa porter selama pendakian sehingga semua perbekalan harus dibawa sendiri.
Rute hutan hujannya masih perawan, lembab, penuh Awan serta mahluk halus penjaga hutan ini, maka niat dan perilaku harus terjaga, suci dan bersih dalam ekspedisi ini kami juga menemukan beberapa rombongan pendaki lainya yang kesurupan tertinggal dengan rombongannya, namun para santri mengacungkan jempol emas atas keberadaan panitia yang dinilai sangat hebat dan tanggap dalam memberikan pelayanan yang dinilai sangat memuskan oleh para santri selaku pendaki dan yang paling sangat berkesan dalam pendakian tersebut menurut Bang Aleks kepedulian pantia yang tanpa lelah dan selalu semangat untuk menggendong sati-satu persatu para pendaki yang dilihat sudah terasa lemah dan kehabisan tenaga sampai kelokasi rombongan mereka di surga tersembunyi padang savana Pepadak Aok Pait, jelas bang Aleks semangat.
Kelelanhan dan kehilangan semangat para pendaki akibat menempuh perjalanan panjang dan berbahaya tersebut dengan sekita menjadi pulih dan segar kembali ketika mereka berhasil menginjakkan telapak kakinya di area pos 3 yang terletak tepat di atas punggung gunung, karena terhipnotis oleh keindahan panorama Gunung yang di kelilingi gerombolan awan yang serasa berada di negeri atas awan dan sangat menagumkan serta menakjubkan, betapa besarnya keagungan sang sang Illahi.
Rangkaian petualangan ekspedisi tersebut diakhiri dengan menggelar upacara penutup dan doa keselamatan yang dilakukan pagi harinya di tengah tengah padang savana yang terhampar membentang seluas mata memandang. Para santri pendaki pun terhipnotis dan sepertinya enggan untuk meninggalkan tempat tersebut sambil tidak ingin melewatkan momen langka yang tidak terulang lagi ini dengan mengabdikan dirinya melalui fhoto android miliknya sebagai dokumentasi memori penuh kenangan yang kemudian share ke akun madsosnya masing masing.(Red.).