GledekNews-Lombok Timur. Ramai-ramai elemen pergerakan di Lombok Timur mendatangi kantor Baznas Lombok Timur, Kamis (22|7). Kedatangan elemen pergerakan itu terkait dengan polemik dibalik pemberian bantuan Zakat Infak Shadaqoh (ZIS) kepada Aparatur Sipil Negera (ASN) yang termasuk golongan ghorimin.
Diantara elemen pergerakan yang datang yakni Forum Rakyat Bersatu (FRB), Serikat Masyarakat Selatan (SMS),Persatuan Gerakan Kebangsaan (PGK),Serikat Pekerja Nasional (SPN),Gerak NTB,Gaspermindo,KSPN dan lainnya.
Kedatangan sejumlah elemen pergerakan tersebut diterima langsung Ketua Baznas Lotim, Ismul Basar dan Sekretaris Baznas Lombok Timur, Abdul Hayyi Zakaria.
Ketua FRB Lotim, Eko Rahardi mempertanyakan alasan dari Baznas Lotim memberikan bantuan kepada ASN yang masuk dalam golongan ghorimin, sedangkan pada satu sisi banyak masyarakat yang lebih membutuhkan ketimbang ASN.
“Kami datang kesini datang menanyakan kenapa ASN diberikan bantuan dari dana zakat, karena ASN yang berzakat kok malah ASN yang terima zakat,” terang Eko dihadapan pejabat Baznas Lotim.
Begitu juga, lanjutnya, meminta data-data ASN yang mendapatkan bantuan dari Baznas tersebut, agar menjadi jelas dan harus disampaikan ke publik. Karena kalau dilihat ASN tidak layak untuk mendapatkan bantuan dari Baznas,karena sudah memiliki gaji tetap maupun tunjangan yang lainnya.
“Masak gara-gara ASN berhutang di bank kemudian dikatakan golongan ghorimin lalu mendapatkan bantuan dari Baznas apa tidak salah,” tukasnya lagi.
Eko Juga menambahkan gagalnya Baznas berkorban,karena gara-gara memberikan bantuan ZIS bagi ASN golongan ghoriman dengan nilai cukup pantastis.
Maka menyebabkan masyarakat miskin menjadi di korbankan, apalagi disaat PPKM tentunya membutuhkan bantuan dari Baznas.
“Biasanya tiap tahun Baznas mendistribusikan hewan qurban ke masyarakat, tapi tumben tahun ini tidak ada, karena sibuk ngurus bantuan ZIS untuk ASN golongan ghorimin,” tukasnya.
Hal yang sama dikatakan Ketua SMS, Sayadi mengatakan sangat tidak tepat kalau ASN diberikan bantuan oleh Baznas Lombok Timur. Karena masih banyak yang lebih layak mendapatkan bantuan sesuai asnap yang ada.
“Gara-gara adanya kebijakan ini menjadi polemik, sehingga kami datang untuk meminta penjelasan dari Baznas,” terangnya.
Selain itu, lanjut, pihaknya juga meminta data mengenai jumlah dan nama-nama ASN yang dapat bantuan tersebut harus jelas. Bahkan bila perlu di pampang dan di publikasikan ke masyarakat.
“Bagaimana Baznas memberikan bantuan ke ASN tapi data yang dimiliki tidak kurang lengkap,”ujar Sayadi
Menanggapi itu, Ketua Baznas Lotim, Ismul Basar mengatakan sangat mengapresiasi kedatangan para teman-teman pergerakan ini,terkait dengan masalah polemik bantuan Baznas ke ASN yang terlilit hutang.
“Kalau ada kebijakan yang keliru tolong kami diingatkan,begitu juga atas masukan dan sarannya kami berterima kasih agar kelir masalahnya,” tegasnya.
Ia mengatakan kebijakan ini lahir merupakan aspirasi dari PGRI,untuk kemudian kami tindaklanjuti. Karena ini merupakan kebijakan strategis sekali seumur hidup.
Dengan terlebih dahulu melakukan kajian sesuai syar’i. Dimana ASN yang mendapatkan bantuan berjumlah 350 orang yang terdiri dari guru maupun pegawai, dengan nilai bantuan ZIS yang kami persiapkan sebesar Rp 1 Milyar.
“Masing-masing ASN mendapatkan bantuan Rp 2,5 juta perorang, dengan data guru dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dan data ASN dari Badan Kepegawaian Sumber Daya Manusia (BKSDM) Lotim,” paparnya. (Jal).