Gledeknews,Lombok Timur-Peneliti Lombok Research Center (LRC),Maharani meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur untuk tidak mengkambinghitamkan kasus covid-19 dibalik meningkatkan angka kemiskinan di Lotim.
” Pemkab Lotim jangan sedikit – sedikit selalu mengkambing hitamkan covid,tapi harusnya berani jujur akan ketidakberhasilannya,” tegasnya.
Ia mengatakan peningkatan angka kemiskinan di daerah ini kalau dilihat karena disebabkan oleh tata kelola pemerintahan yang kurang tepat yang dilakukan pemerintah daerah.
Karena seharusnya pemerintah daerah dalam menjalankan tata kelola kebijakan harus berdasarkan RPJMD.
” Bupati dinilai sudah keluar jauh melenceng dari RPJMD, sehingga berdampak kepada jumlah angka kemiskinan,” ujarnya.
Maharani juga menambahkan alasan lain juga, seharusnya di tahun ketiga pemerintahan saat ini Bupati fokus pada peningkatan Ekonomi dan membuat kebijakan agar masyarakat tahan terhadap bencana pandemi Covid-19.
Karena berdasarkan analisa anggaran di tahun 2021 Bupati fokus pada infrastruktur, sedangkan tahun 2020 dijadikan pelajaran oleh Pemda untuk membuat suatu kebijakan untuk tahun 2021 terhadap bencana covid ini,karena tahun 2020 merupakan tahun awal terjadinya Covid.
“Harusnya pementah daerah harus mampu menjaga iklim usaha bagi masyarakat untuk peningkatan ekonomi kearah lebih baik,bukan malah sebaliknya,” tambah Direktur LRC,Maharani.
” Kami melihat juga tahun 2021 ini kebijakan anggaran tidak berpihak untuk menjaga prekonomian masyarakat agar stabil,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Lotim,HM.Sukiman Azmy mengatakan angka kemiskinan mengalami peningkatan di Lotim karena disebabkan terjadinya wabah pandemi covid-19,maka imbasnya berdampak terhadap prekonomian masyarakat.
“Kita sudah mengantisipasi itu berkaitan dengan covid 19,dimana banyak tenaga kerja kita pulang dari luar negeri dan banyak tenaga kerja kita yang di PHK oleh perusahaan” tegas Sukiman, Kamis (30|12).
Menurutnya pada tahun 2022 dengan kondisi sudah membaik dengan mereka kembali bekerja di perusahaannya maupun yang ke luar negeri,agar mendapatkan penghasilan yang baik untuk keluarganya.
” Insyalloh kondisi sudah membaik tahun 2022,” tegasnya.
Kemudian pada pemberitaan sebelumnya Kepala BPS Lotim, Lalu Putradi mengatakan angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) naik 0,14 persen. Dimana Sebelumnya, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan 2020 di Lombok Timur sebesar 15,24 persen pada tahun 2021 naik menjadi 15,38 persen.
Kenaikan angka kemiskinan di Lotim lebih rendah dari Provinsi dan Nasional. Dimana kenaikan angka kemiskinan di Lotim berbarengan dengan kenaikan penduduk miskin secara Nasional.
Kenaikan kemiskinan di Lotim sebesar 0,14 persen masih berada di bawah Provinsi NTB yang kenaikan angka kemiskinan sebesar 0,17 persen,sedangkan secara Nasional angka kemiskinan naik sebesar 0,30 persen.
“Lotim menjadi kabupaten nomor tiga terendah se- Kabupaten dan Kota di Nusa Tenggara Barat (NTB), Setelah Loteng dan KLU,” tandasnya.(GL).