GledrkNews-Lotim. Puluhan mahasiswa melakukan aksi di kampus mantan Bupati Lotim, H.M.Ali Bin Dachlan yang juga dijuluki sang pendobrak, Senin (12|10). Selain melakukan aksi mahasiswa juga melakukan pelemparan terur dan batu ke arah kampus.
Dalam aksi mahasiswa juga menuntut agar pihak kampus tidak memberatkan mahasiswa dalam pembayaran SPP. Karena terlambat diberlakukan denda oleh pihak kampus yang kemudian dianggap merugikan mahasiswa.
“Kami turun melakukan aksi ini sebagai bentuk protes terhadap sejumlah kebijakan kampus yang dianggap merugikan mahasiswa,” kata orator aksi,Dini dalam orasinya.
Mahasiswa juga menuding kalau kebijakan kampus tidak tranparansi kepada mahasiswa. Begitu juga ada dugaan persekongkolan di kampus ini yang dianggap merugikan mahasiswa.
“Adanya kebobrokan di UGR ini, maka tentunya kami meminta untuk segera diperbaiki agar UGR menjadi lebih baik,” ujar orator lainnya, Arif dalam orasinya.
Selain itu, mahasiswa juga mempertanyakan UGR merupakan tempat kuliah orang yang kurang mampu, tapi dalam kenyataannya telat bayar SPP malah dilakukan denda yang tentu memberatkan mahasiswanya.
Begitu juga kami mempertanyakan dikemanakan uang untuk kegiatan mahasiswanya, sehingga tentunya kami menilai kalau pihak kampus tidak menjalankan fungsinya dengan baik, karena tidak ada tranparansi didalamnya.
“Kami melakukan aksi bukan untuk menjatuhkan kampus, tapi mengkritik untuk kebaikan kampus kedepannya,” teriak Orator lainya, Rio dalam orasinya.
Sementara dalam pernyataan sikap yang dibacakan Kordum Aksi, Arif Rahman Hakim dihadapan massa dengan isinya antara lain.
Pertama, Menghapus sanksi denda bagi mahasiswa yang telat membayar SPP, kedua, memperbaiki sistim birokrasi kampus yang penuh dengan komplik, ketiga, naikkan keuangan untuk segala bentuk kegiatan kemahasiswaan dan keempat, dirikan plang kampus UGR.
Sementara aksi yang dilakukan puluhan mahasiswa UGR tidak ada pihak kampus yang menerimanya sampai aksi berakir. Sedangkan jalannya aksi berlangsung tertib dengan berjanji akan melakukan aksi lebih besar lagi kalau tuntutan tidak direspon.