GledekaNews-Loteng. Program Seribu Desa sapi yang dilakukan oleh pemerintahan pusat yang diberikan kepada lima Desa penyangga kawasan ekonomi khusus Mandalika sampai dengan saat ini masih dilakukan disalurkan kepada lima Desa tersebut.
Dimana sebelumnya program Seribu desa sapi tersebut direncanakan akan selesai paling lambat akhir tahun 2020. Namun sampai dengan saat ini masih belum mencapi angka 100 persen
“Sampai dengan saat ini masih 110 sapi yang sudah berada di masing-masing Desa penerima, untuk sisanya masih mencari spek yang menjadi syarat ” Ucap Kepala Dinas Pertanian Loteng Lalu Iskandar
Ia melanjutkan, program Seribu sapi tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah daging untuk pelaksanaan event MotoGP. Selain itu, dari 2000 sapi tersebut akan dilakukan pengindukan
“Nantinya sebanyak 1000 ekor sapi akan dilakukan pengindukan dan 1000 ekor sapi untuk menghasilkan daging yang baik,” Jelasnya
Mengenai dengan jenis sapi yang diberikan kepada para kelompok tani berupa sapi Brahman cros, namun dikarenakan pandemi COVID-19 sapi tersebut tidak bisa didatangkan dari negara Australia. Sehingga saat ini, para penerima program tersebut mendapatkan sapi dengan jenis sapi Bali atau lokal
“Walaupun beda jenisnya namun ukuran dan beratnya tidak jauh beda,” Ujarnya
Lebih lanjut Iskandar menjelaskan, bahwa harga pelelangan satu ekor sapi jantan yakni sekoat 19 juta, namun hal tersebut belum terjadi penawaran
“Untuk yang bilang harga sapi dulunya 35 juta, kemudian dibelikan dengan harga 15 juta itu keliru,” Ungkapnya
Sementara itu, terkait dengan sapi yang sudah disalurkan dan yang belum masih dicarikan di sekitar wilayah pulau Lombok. Selain itu, program Seribu Desa diharapkan selesai pada akhir Januari mendatang
“Untuk sapi itu, dari PPK langsung yang mencari, ada di Lotim, Loteng bahkan Bima,” Tuturnya
Kemudian, mengenai pembagian sapi tersebut nantinya masih dibicarakan oleh pemerintah Pusat selaku pemilik program.
“Kita han hanya menerima dan menyarankan saja, masalah pembagian keuntungan tergantung dari pemerintah pusat,”tutupnya (dha)